High Risk High Return, Mau Coba ?
Daftar Isi
Blog Investasi -- Satu minggu yang lalu, saya bertemu dengan seorang PNS yang bergelut dengan dunia internet. Saya mengenalnya, di sebuah web PTC, yang memajang iklan dari blog bapak tersebut. Karena berhubung saya satu kota dengan beliau, lalu saya menghubunginya untuk sekedar berdiskusi. Sebenarnya sih, sekalian jika bapak tersebut belum menjadi nasabah di Bank tempat saya bekerja, mana tahu bisa saya ajak, meskipun di sela-sela pembicaraan saya melihat Bapak tersebut sudah menjadi nasabah di bank tempat saya bekerja.
Hari itu saya sudah janjian ketemu dengan bapak tersebut di warnetnya yang sebenarnya, lokasi rumah atau tempat kerja sampingannya sudah saya intai beberapa hari sebelum saya menghubungi beliau. Ketika saya bertemu dengan beliau, ternyata beliau tengah asyiik mengklik iklan di PTC, sambil menjaga warnet yang sedang dipenuhi anak-anak pulang pesantren ramadhan. Setelah di sediakan kursi sebelah komputer admin warnet, barulah saya memulai percakapan tentang bisnis online yang beliau ikuti.
Sebuah pertanyaan heran pertama yang saya lontarkan kepada beliau, di profil bapak tertulis sebagai PNS di DIKNAS, tetapi kok Bapak tidak kerja, lantas beliau menjawab dengan entengnya...beginilah saya, setelah saya apel pagi, saya ambil absen lantas izin keluar (Padahal jaga Warnet). Terlihat bahwa Bapak tersebut sedang non job, yang membuatnya bebas kemana-mana. (kembali ke fokus bahasan)...
Udah lama ikut PTC pak? beliau menjawab sejak Januari 2011. Wah... sama dong Pak, ketika saya baru beli Laptop, sahutku juga. Selanjutnya beliau menjelaskan semua PTC yang beliau ikuti.
Dari yang beliau jelaskan, banyak PTC yang diikuti, tetapi hanya beberapa saja yang beliau fokuskan, sampai-sampai jutaan rupiah sudah di investasikan ke PTC tersebut. Sedangkan yang lainnya, hanya sekedar mengisi waktu dan menambah pundi, walau hanya beberapa ribu saja. Dari PTC yang dilihatkan, terlihat jelas jumlah referral yang banyak, serta ada sebuah neraca keuangan yang sangat sederhana yang di design untuk memantau biaya per hari, untung per hari, serta perkiraan profit untuk beberapa bulan ke depan.
Diantara 10 PTC yang beliau fokuskan, ternyata tidak semuanya juga yang berjalan lancar, bahkan banyak yang tersendat, atau lebih parah lagi ditutup oleh adminnya. Kondisi tersebut jelas membuat beliau rugi ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Lantas saya bertanya kenapa Bapak berani investasi di sana? padahal batang hidung orang yang mengelola PTC tersebut kita tidak tahu...siapa, tempat tinggalnya dan bagaimana orangnya? Lalu Bapak tersebut menjawab..." Itu lah kebodohan saya...kegilaan saya, entah kenapa saya mau berani mengambil resiko yang setinggi ini," lanjut kata beliau..." Kenapa saya percaya...karena saya sudah mengamati dan mempelajari, serta sudah mendapatkan referensi dari banyak orang. Karena banyak orang yang sudah berhasil di sana, makanya saya ikuti juga, dan lumayan masuk akal juga penghasilannya." Beliau menambahkan, " Toh sekarang saya udah ada yang BEP (pulang pokok) dan tinggal menikmati untungnya saja, meskipun sudah ada juga yang rugi...itu sebuah resiko bisnis yang harus saya tanggung sendiri."
Tidak hanya di PTC, tapi ada juga sebuah program investasi dari inggris yang juga beliau ikuti. Beliau mengatakan udah 25 juta uangnya tertanam di sana, sampai-sampai untuk menjaring referral beliau mengeluarkan juga uang 500 ribu-an untuk membuat web khusus untuk itu.
Baca Juga: loading
Satu hal yang saya pelajari dari Bapak tersebut adalah memang untuk berinvestasi kita harus berani mengambil sikap, berani menanggung segala akibat yang ditimbulkan, ingat " High Return, High Risk. " Akan tetapi, sebelum melakukan investasi terhadap sesuatu terlebih dahulu harus di kaji dulu yang matang...untung ruginya, serta lamanya kita bisa BEP. Tidak hanya itu kita juga di tuntut untuk menguasai bidang yang akan kita investasikan. Jangan sampai habis waktu, untung pun tak di dapatkan. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar
(mohon jangan spam ya, terima kasih)