4 Manfaat dan Resiko Berinvestasi di Saham
Pada seri 100 Postingan Memulai Jual Beli Saham dari Nol ini, kita akan melanjutkan perjalanan ini dengan membahas pertanyaan penting: Mengapa orang membeli saham?
Apa sebenarnya manfaat dan risikonya?
Saya yakin banyak yang penasaran kenapa begitu banyak orang tertarik untuk berinvestasi di saham.
Saya akan coba menjelaskan secara sederhana dan santai, namun tetap memberikan pemahaman yang jelas.
Mengapa Orang Membeli Saham?
Saat memutuskan untuk membeli saham, kebanyakan orang punya satu tujuan utama, yaitu pastinya untuk mendapatkan keuntungan. Namun, bagaimana caranya saham memberikan keuntungan?
Ada dua cara utama.
1. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh ketika harga saham yang kita beli naik, kemudian kita menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.
Misalnya, saya membeli saham sebuah perusahaan dengan harga Rp. 1.000 per lembar, dan seiring waktu, harga saham tersebut naik menjadi Rp. 1.150 per lembar. Jika saya menjualnya, saya mendapatkan selisih Rp. 150 per lembar sebagai keuntungan. Itulah yang disebut capital gain.
Banyak orang tertarik dengan potensi keuntungan seperti ini karena bisa memberikan hasil yang signifikan, terutama jika saham perusahaan tersebut terus berkembang dalam jangka panjang.
2. Dividen
Selain capital gain, alasan lain orang membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Tidak semua perusahaan membagikan dividen, namun beberapa perusahaan besar biasanya melakukannya.
Misalnya, jika saya Riky memiliki 1.000 lembar saham di sebuah perusahaan, dan perusahaan tersebut memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp. 30 per saham, maka saya akan mendapatkan Rp. 30.000,-
Dividen bisa menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor yang memegang saham dalam jangka panjang.
Manfaat Berinvestasi di Saham
Selain keuntungan yang disebutkan di atas, ada beberapa manfaat lain dari berinvestasi di saham:
1. Potensi Keuntungan yang Tinggi
Berbeda dengan instrumen investasi lainnya, saham memiliki potensi keuntungan yang lebih besar, terutama dalam jangka panjang. Ketika saya memutuskan untuk berinvestasi di saham, saya melihatnya sebagai cara untuk mengembangkan dana saya seiring dengan pertumbuhan perusahaan.
2. Likuiditas yang Baik
Saham tergolong instrumen yang likuid, artinya kita bisa dengan mudah membeli dan menjualnya di pasar saham. Jadi, jika saya butuh dana cepat, saya bisa menjual saham yang saya miliki tanpa perlu menunggu waktu yang lama.
3. Kemudahan Akses
Saat ini, berinvestasi di saham sangat mudah dilakukan. Saya hanya perlu membuka akun di perusahaan sekuritas, dan saya bisa langsung melakukan transaksi melalui aplikasi. Dengan kemajuan teknologi, investasi saham sekarang bisa dilakukan dari mana saja, kapan saja.
4. Diversifikasi Portofolio
Saham juga memungkinkan kita untuk mendiversifikasi investasi. Dengan memiliki saham dari berbagai sektor, saya bisa mengurangi risiko kerugian yang besar jika satu sektor tertentu mengalami penurunan.
Risiko Berinvestasi di Saham
Meskipun ada banyak manfaat, berinvestasi di saham juga tidak lepas dari risiko. Berikut beberapa risiko utama yang harus dipahami:
1. Risiko Pasar
Harga saham bisa naik dan turun tergantung pada kondisi pasar. Ada kalanya pasar saham mengalami fluktuasi yang tajam akibat kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau peristiwa-peristiwa besar lainnya. Saya sendiri pernah mengalami ketika harga saham yang saya miliki tiba-tiba turun akibat kondisi pasar yang tidak stabil. Seperti sebulan terakhir ini saya boncos pada saham PGAS dan SRTG yang turun sangat dalam.
2. Risiko Perusahaan
Selain risiko pasar, ada juga risiko spesifik dari perusahaan yang sahamnya kita miliki. Jika perusahaan mengalami kesulitan, seperti penurunan laba, skandal internal, atau masalah hukum, harga saham bisa anjlok. Ada kemungkinan perusahaan bahkan bangkrut, dan ini bisa menyebabkan kerugian total bagi pemegang saham.
3. Risiko Likuiditas
Meski saham termasuk instrumen yang likuid, ada saham-saham tertentu yang kurang likuid. Artinya, mungkin saja saya kesulitan menjual saham tersebut karena tidak ada pembeli yang tertarik. Hal ini biasanya terjadi pada saham perusahaan kecil atau saham yang kurang populer.
4. Tidak Ada Jaminan Dividen
Dividen memang menarik, tetapi tidak semua perusahaan memberikan dividen secara rutin. Terkadang, perusahaan lebih memilih untuk menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali. Jadi, jangan berharap dividen sebagai sumber penghasilan pasti setiap tahun.
Menyeimbangkan Manfaat dan Risiko
Berinvestasi di saham adalah soal bagaimana menyeimbangkan antara manfaat dan risiko. Saya pribadi selalu mencoba untuk belajar lebih banyak tentang perusahaan yang saya incar sebelum membeli sahamnya. Memahami kondisi pasar, industri, serta rencana jangka panjang perusahaan adalah kunci untuk mengurangi risiko.
Bagi saya, penting untuk tidak tergoda oleh potensi keuntungan yang besar tanpa memperhitungkan risikonya. Saya selalu mengingatkan diri untuk tidak menginvestasikan seluruh dana di satu perusahaan saja, melainkan mendiversifikasi investasi agar risiko dapat tersebar dengan lebih merata.
Saham memberikan peluang keuntungan melalui capital gain dan dividen, namun juga disertai dengan risiko fluktuasi harga dan kerugian perusahaan. Berinvestasi di saham bisa menjadi jalan menuju kebebasan finansial, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan pengetahuan yang memadai.
Posting Komentar
(mohon jangan spam ya, terima kasih)