Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Kenapa Saya Buka Akun Simvest Sinarmas Sekuritas

Buka rekening dana nasabah (RDN) di Simvest yang awalnya untuk memenuhi “kuota,” ternyata menjadi berkah tersendiri.  Simvest merupakan aplikasi saham dan reksadana miliknya Sinarmas Sekuritas.  Awalnya saya berniat untuk membuka 9 RDN sesuai dengan saran dari Gurunda Vier Abdul Jamal. Lalu, saya mencari perusahaan sekuritas yang mau atau pun bersedia menerima rekening pribadi saya di Bank Mandiri untuk sebagai rekening penampung setelah dana pada RDN setelah di withdrawal.  Banyak perusahaan sekuritas yang tidak bisa menerima rekening pribadi yang berbeda dari rekening RDN dari bank yang bekerjasama dengan mereka.  Misalkan perusahaan sekuritas A bekerjasama dengan BCA, nasabah yang ingin buka akun pada mereka juga wajib memiliki rekening pribadi di BCA. Padahal sebenarnya rekening pribadi apapun yang dimiliki nasabah selama nasabah bersedia di potong biaya transfer gak masalah kan ya.   Perusahaan sekuritas seperti Indopremier, Mirae, BNI Sekuritas, Valbury sekuritas, A

Baru Beli, Harga Langsung Dibawa Turun

Dahulu sering banget pas sudah beli saham, langsung harganya di bawa turun. Apalagi masuknya All In pula.  Tentunya jika turun dikit terasa juga Floating loss-nya, apalagi turun banyak, jika di cut loss wuih gede boncosnya.  Memang di saham ini semakin lama atau tinggi jam terbang, semakin bisa kita melihat dimana titik masuk yang tepat atau udah bisa perkirakan ini akan naik langsung atau di bawa turun dulu.  Salah satu cara untuk mengatasinya adalah saat masuk dengan lot yang kecil dulu. Jika, saat sudah masuk dengan lot kecil langsung ada kemungkinan besar ditarik ke atas, bisa kita lakukan tambah muatan. Jika dikerek turun kita bisa lakukan averaging, tentu jika potensi naiknya ada. Kebanyakan ketika mau lakukan averaging, malah di bawa turun lagi. Malah ada yang di bawa Arb pula.  Anggap saja selama ini jika kita loss, sebagai biaya sekolah.  Seperti kata pak Vier, semakin sering kita berlatih dan semakin tinggi jam terbang, InsyaAllah nanti akan terbentuk intuisi kita. Sehingga,

Gunakan Peralatan Yang Tersedia !

Sejak dua hari yang lalu, laptop saya satu-satunya sering hank. Sehingga beberapa kali harus di coba shutdown paksa sampai beberapa kali. Laptop yang digunakan saat ini info dari teman IT yang telah memeriksa, RAM nya 2 Gb sehingga sering hank jika buka aplikasi IPOT yang banyak menampilkan Order Book dan Running Trade .  Order book ini sengaja saya buka setiap harinya paling tidak sekitar 12-an, untuk memantau saham-saham watchlist atau yang lagi rame di running trade. Jika untuk order BUY atau SELL, memang saya hanya mengandalkan dari HP. Jika di paksakan dengan laptop sering lelet. hehehe. Alhamdulillah masih ada peralatan pendukung untuk kegiatan trading. Suatu saat, jika cuannya udah konsisten dan luber, InsyaAllah akan disediakan peralatan khusus untuk dagang saham ini. Oiya, ngomong-ngomong untuk trading, bagusnya spesifikasi laptop yang seperti apa ya? apakah beli laptop yang spek-nya khusus gaming gitu kali ya? Ya, lihat-lihat dulu model dan spesifikasinya, serta ketahui kisa

Buy Saham Di Bawah Harga Rata-rata

Beberapa waktu yang lalu pas lihat order book di IPOT, saya melihat ada tulisan Avg di sana. Versi saya kemungkinan ini harga pembelian rerata pada hari itu. Pas sorenya saya cek broker summary, kelihatan Avg (Average) tersebut sama dengan Buyer paling gede pembeliannya di saat itu. Saya pun punya asumsi, jika Avg tersebut merupakan harga Buyer paling gede yang melakukan pembelian pada hari itu, maka bisa di pastikan harga akan naik di atas harga Avg tersebut. Misalkan harga Avg hari ini adalah 100, maka bisa di pastikan besok harga saham akan bergerak di atas 100. Ini bisa di pastikan lagi saat dibandingkan jumlah volume pada sehari sebelum hari ini. Misalkan hari ini volume 100.000 sebelumnya cuma 50.000. Kemungkinan saham akan bergerak di atas 100. Maka saya akan mengusahakan paling maksimal beli di harga 101. Jika sudah tinggi misalkan 110, maka saya tunggu hingga mendekati harga Avg.  Misalkan harga suatu saham pada saat itu 130, sedangkan Avg-nya masih 110. Maka saya tidak akan m

Nyicil Entry-nya !

Penyebab kebanyakan portfolio saya merah merona adalah karena ketidak disiplinan dalam entry.   Misalkan akun saya ada dana 10 Juta. Misalkan 10 Juta ini untuk maksimal 10 saham, jadi masing-masing saham mendapatkan jatah uang sebesar 1 juta rupiah.  Nah, saat entry jangan langsung buy 1 juta di satu posisi sekaligus. Kalau bisa masuk nyicil perlahan. Ini tergantung situasi ya. Kebanyakan saya lakukan seperti ini saat belum tahu dari awal market posisi harga di saham ini. Atau bisa jadi sahamnya naik di atas 10 %.  Jika naiknya kencang dan dekat titik support saya bisa saja hajar kanan (haka) langsung sekaligus. Namun, jika dirasa posisinya tanggung sementara ada peluang untuk naik, ya coba nyicil dulu.  Dahulu saking antusiasnya, langsung saja embat semua. Ketika turun 1 % atau bahkan lebih saya sudah gak bisa Averaging lagi, mau tak mau harus lakukan cut loss untuk mencegah kerugian yang semakin besar.  Dengan ada dana sisa, maka kita gak perlu dahulu untuk lakukan cut loss, cukup ti

Harus Rajin Screening Saham

Pernah gak sobat merasakan, ketika ada saham yang harusnya kita screening pada paginya, namun tidak lakukan screening. Tahu-tahu saham yang tidak terpantau di radar kita tersebut langsung terbang bahkan pernah Auto Reject Atas (ARA)? Padahal, saham tersebut beberapa hari yang lalu menyumbang cuan di Portfolio kita. Ada juga saham yang pada sesi 1 tidak terpantau, namun saat penutupan saya lihat dan pelajari. Hasilnya saya beli saham tersebut pada menjeleng penutupan market. Esoknya saham tersebut terbang, sesuai target harga yang sudah saya pasang. Belajar dari hal tersebut. Saya sudah membuat indeks pribadi, dimana ada saham gorengan yang untuk saya trading ada juga saham untuk swing dan investing. Saham yang akan di scalpingkan merupakan saham yang nyaman dan sering saya cuan pada saham tersebut. Semua saham scalping tersebut juga memiliki operating profit yang positif. Jadi saya merasa sedikit lebih nyaman dan tidak was-was, ketika suatu saat saya di karungin market maker.  Selama

Cuan, Tarik Langsung !

Alhamdulillah pada hari ini saat postingan ini ditulis, saya sudah profit kembali di akun scalping saya yang pernah sempat berturut-turut loss.  Adapun penyebab loss, karena keserakahan dan ketidaksabaran serta wawasan saya yang masih dangkal.  Memang tantangan terbesar di dagang saham, ya diri sendiri. Jika sudah bisa kalahkan diri sendiri. InsyaAllah bisa mengalahkan market.  Sejak mulai market buka, saya sangat tenang dan menikmati proses, tidak buru-buru dan ketika momentum cuan datang, langsung ambil langkah untuk take profit.  Jika saham turun saya biarkan saja dahulu, tidak langsung saya cut loss. Alhamdulillah posisi entry hari ini lumayan bagus. Tidak terlalu tinggi, dekat dari titik support. Tinggal keberanian untuk mencoba dengan lot yang lebih besar lagi. Beberapa kali saya dapatkan cuan dari ARB, memanfaatkan momentum Pullback suatu saham.  News juga berperan membawa MLPL sedikit naik namun kembali turun di sesi terakhir. Saya yakin, InsyaAllah besok kembali naik lebih tin

Pengalaman Buka Akun Philip Sekuritas

Sebenarnya akun sekuritas yang sudah saya miliki ada lebih dari puluhan akun. Lho, udah banyak kenapa mau juga buka akun Philip Sekuritas?  Jadi, setelah punya akun IPOT, Mandiri Sekuritas dan Mirae Sekuritas saya sudah list semua perusahaan sekuritas yang bisa menerima rekening pribadi di bank Mandiri. Ternyata salah satu sekuritas yang bisa gunakan RDN Mandiri adalah Philip Sekuritas.  Kenapa saya mesti memilih buka akun di perusahaan sekuritas yang bisa RDN Mandiri atau bisa menerima rekening pribadi Bank Mandiri? Karena untuk memudahkan dalam proses Top Up dan Withdrawal dana.  Enaknya di Bank Mandiri, semua rekening kita baik rekening pribadi maupun RDN bisa di cek langsung dalam satu Mandiri Online. Proses transfer tidak sulit, cukup satu aplikasi saja bisa di transfer ke semua rekening RDN Mandiri di berbagai perusahaan sekuritas tersebut. Setidaknya saya juga bisa irit dari biaya transfer.  Waktu proses pendaftaran akun di sini lumayan sedikit ribet. Selain Mandiri Sekuritas, s

Cara Lebih Efektif Ketika Mau Averaging Harga Suatu Saham ?

Sebelum memutuskan menjadi Full Time Trader, saya sangat banyak saham yang sedang di karungin. Ilmu waktu itu belum banyak, jadinya asal beli saham dan akibatnya nyangkut dalam waktu yang sangat lama, bahkan ada yang sudah setahun. Dahulu, ketika saya nyangkut pada satu saham, ya tinggal tambah dana di RDN tersebut kemudian tambah beli saham tersebut ketika harganya mau naik. Namun, seringnya ketika saham tersebut di beli tambah baru, eh. Harganya malah turun. Saya sangat yakin, Anda juga pernah mengalami hal yang sama bukan? Menerima ajaran dari pak Vier, saat ini saya banyak memiliki akun RDN di berbagai perusahaan sekuritas. Dari banyak RDN tersebut, saya bisa mengurangi resiko dan banyak membeli berbagai saham dengan berbagai tujuan. Ada akun khusus scalping, swing dan investing. Sehubungan dengan banyak saham yang nyangkut, saya sudah tidak averaging lagi pada akun RDN yang sama, melainkan membeli di akun saya yang lainnya.  Saat ini saya nyangkut di saham DMAS, kemudian saya dapa

Sabar Dikit Dong !

Banyak pelajaran yang saya dapatkan pada hari ini. Saya nyangkut cukup lama di saham WEHA. Sejak minggu yang lalu saya masih minus 18%. Alhamdulillah pada pukul 14.30 Wib tadi saya bisa tinggal minus palingan 4-5 % lagi.  Sebenarnya jika dibiarkan saja sampai besok mana tahu ada kesempatan lagi untuk semakin naik.  Namun, saya rasanya gak sabaran. Saya buy lagi saham ini ketika naik sampai 3 kali lipat dari jumlah yang sudah saya miliki. Akhirnya harga reratanya tinggal 2-3 % lagi. Jika dibeli pakai uang yang ada di RDN gak masalah. Gak kejual pun hari ini besok pun masih ada kesempatan lagi. Ketidaksabaran saya, akhirnya berbuah kerugian yang semakin besar. Jika naiknya tadi pas pada titik mendekati harga rerata saya, mungkin saya hanya rugi kecil jika saya jual tanpa di tambah. Saya jadi rugi tiga kali lipat, karena saya nambahnya dengan dana margin. Pas di tambah eh, sahamnya malah dibawa turun. Sampai akhir sesi kedua sebelum tutup terpaksa saya jual. Rugi deh. Harusnya akun yang s

Untung Jadi Buntung

Saya memiliki modal di saham tidak seberapa.  Modal saat ini sebenarnya 80 persen masih tertahan di saham yang dahulu saya beli ketika ilmu belum banyak. Sehingga ada saham yang sudah saya pegang hingga setahun. Jika saham itu bagi deviden dan kinerjanya masih bagus gak apa lah ya. Namun, jika tertahan sama saham gorengan, tentu peluang modal hilang juga sangat tinggi. Saya masih ingat dahulu saya memiliki saham INVS. Harusnya waktu itu dijual, tapi saya hold terus, akhirnya sahamnya delisting. Hilang sudah duit, meskipun angka-angka duitnya masih nonggol di akun perusahaan sekuritas yang saya gunakan. Ada jugu saham WOWS, pernah sampai di angka 50. Kinerja perusahaan waktu itu sedang jeleknya, bahkan laporan keuangan tahun 2020 rasanya udah lama gak ada updatenya.  Mau dijual juga gak ada yang beli. Tertahan duit jutaan di saham ini. Saya pun pasrah, jika bernasib sama dengan INVS. Seingat saya tertahan di sini hampir 6 bulan. Alhamdulillah akhirnya saham ini bangkit juga dari kubur.

Pengalaman Pullback Saham

Kali ini saya dapatkan lagi momentum pullback dari salah satu saham.  Pullback kedua ini saya dapatkan dari saham LUCK yang kejadiannya saya alami pada Selasa, 14 Desember 2021.  Pada sehari sebelumnya saham ini naik lumayan tinggi, dan saya sudah Take Profit dari saham ini. Namun, saya ingin coba membeli di sore hari untuk bisa di jual di pagi harinya. Cuan 1-2 Persen saja lumayan lah pikir saya waktu itu. Saat paginya, ternyata saham ini turun jauh, hampir kena Auto Reject Bawah (ARB). Dua tik lagi ke bawah pasti sudah ARB. Namun, ketika sedang minus banyak, waktu itu sisa saham cuma 1 lot untuk tes saja. Langsung saya Averaging dengan membeli beberapa lot lagi, sehingga harga average saya lebih rendah dari sebelumnya. Setelah di rasa harga average saya hampir mendekati 0,5% langsung saya pasang posisi sell beberapa tik di atas harga pada saat itu. Kisaran potensi keuntungan 1,5-2 %.  Alhamdulillah, akhirnya transaksi Done. Dari buntung, alhamdulillah saya bisa exit dengan keuntungan

Gabung Dengan Grup Trading

Awalnya saya sendiri mencoba keberuntungan dari dunia saham. Kayaknya lebih enak apabila bersama teman-teman yang sama-sama berprofesi full time trader.  Alhamdulillah cari sana-sini, akhirnya ketemu juga grup WA trading saham.  Awalnya cuma googling di internet, ketemu websitenya. Lupa pula nama websitenya apa.  Untuk join syaratnya cuma satu, harus sedekah dahulu, nominal bebas. Sedekahnya ke pondok pesantren yang sudah di tentukan oleh owner group.  Setelah di transfer nanti akan di joinkan di group. Grup WA ini gratis seumur hidup. Banyak ilmu yang di dapatkan baik langsung dari dari owner dan para suhu yang sudah lama berkecimpung di dunia saham.  Enaknya lagi suhu-suhu di sini satu frekuensi dengan saya, sehingga nyaman berinteraksi di group.  Suhu besarnya adalah pak Vier. Seluruh ilmu pak Vier di ajarkan pada group ini. Bahkan pernah juga langsung mendatangkan pak Vier untuk belajar langsung bersama beliau.  Apalagi untuk trader pemula, sangat bagus jika bisa join di komunitas.

Style Trading Diri Sendiri

Alhamdulillah sedikit demi sedikit ritme style trading saya temukan yang sesuai dengan karakter diri saya sendiri.  Saya sudah menghabiskan waktu sudah lebih dari 38 hari sejak memutuskan menjadi Full Time Trader.  Sebelumnya mencoba berbagai model kayaknya kurang sesuai. Malah lebih berhasil saat sambilan dulu kerja dari pada sekarang. Rerata hasil swing dari satu akun bisa capai gaji 1 bulan bahkan. Sekarang saat sudah full, banyakan boncos malahan.  Saya tetap akan coba kembali scalping sampai mahir. Untuk scalping saya tetap gunakan akun Mirae. Cuma metodenya, sebelum scalping saya kudu mesti lihat dulu grafiknya. Jika bagus saya masuk. Dan saya akan masuk ke saham yang pernah saya masuki dan nyaman di sana. Jika ada saham yang belum pernah saya masuki jika ingin di coba saya akan mulai dengan lot yang lebih kecil.  Pilihan saham yang akan di scalping adalah saham yang volatilitasnnya sangat tinggi. Kebanyakan saya sering masuk ke saham yang pergerakannya lambat.  Saya juga masih b

Kena Gertakan Langsung Kabur

 Jumat, 3 Desember 2021 Kali ini melihat saham BRIS (Bank Syariah Indonesia) mulai bergeliat di running trade, membuat saya sangat penasaran. Padahal saham ini kemaren masih adem-adem ayem.  Setelah lihat Stock Price dan Grafik, wow…kesempatan ini, coba ah, sahut saya dalam hati. Saya tertantang untuk mencoba beli saham ini.  Padahal modal gak seberapa, kapan lagi belajar jika tidak di coba. Setelah entry pertama, sahamnya gerak cepat ke atas, langsung pasang posisi Sell, dan langsung Done. Wuih, seru juga dan sangat menantang ini, kata saya seketika. Saya kemudian mencoba pasang sebanyak lot di awal, dan langsung pasang posisi sell, tak sampai 3 menit kembali Done. Dua kali cuan lumayan dari BRIS. Muncul dan bergairah lagi untuk mencoba ketiga kali dengan lot yang semakin besar. Pas sudah entry, dan langsung pasang posisi Sell, ternyata butuh waktu lama untuk membuat transaksi Done. Bahkan, sahamnya sempat turun lagi. Wah, ini palingan gertakan saja.  Saya kembali ambil posisi BID den

Ketinggalan Momentum

Jumat, 3 Desember 2021 Hari ini saya masuk ke 3 saham yang memaksa saya harus cutloss. Salah satunya saham PKPK. Lumayan market sudah berjalan kisaran 1-2 jam-an. Saya lihat pergerakan saham PKPK sudah mencapai 16%. Jika lihat susuan Bid dan Offer, posisi Bid-nya masih tebal. Makanya saya coba masuk, langsung tambah muatan melihat pergerakan semakin kuat ke atas. Beberapa kali saya tambah muatan. Eh, tau taunya saya di bawa nyungsep. Langsung saja Cutloss. Pelajaran dari saham ini, sebenarnya saya jangan dahulu tambah muatan, setelah entry pertama. Pastikan entry pertama bisa terjual dulu, baru ulangi dan coba lagi. Dikit demi dikit. Sampai dapat ritme saham tersebut ingin di bawa ke mana oleh sang Market Maker. Jadi, judulnya keluar masuk, keluar masuk. Sampai di satu titik pergerakan sudah mulai melambat dan banyak papan tebal di offer, baru pindah ke saham selanjutnya.  Kejadiaan di atas juga saya alami pada saham PRIM dan Yelo, cuma cutloss yang saya lakukan lebih sedikit, dari pad