Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Catatan Investor

MTDL dan AKRA Setelah Stocksplit

Emiten MTDL dan AKRA sudah stoksplit. MTDL terlebih dahulu sudah melakukan stocksplit, baru hari ini disusul AKRA.  Pt. Metrodata Electronics, Tbk (MTDL) harga sahamnya sebelum stocksplit sekitar 3 ribuan rupiah per lembar. Sedangkan Pt. AKR Corporindo, Tbk harga sahamnya sekitar Empat ribuan rupiah per lembar. Jadi teringat dahulu dengan saham SRTG - Pt. Saratoga Investama Sedaya, Tbk. setelah stocksplit harga sahamnya menjadi 900-an per lembar. Waktu itu langsung saya beli, karena PBV-nya juga menjadi 0,19. Luar biasa nih, undervalue.  Saya pasang posisi entry langsung hajar kanan, tanpa pikir panjang. Alhamdulillah tak berapa lama sahamnya lansung naik tinggi, saya sempat cuan bersih Rp. 1.000.000,- dengan modal waktu itu sekitar 6-7 jutaan. Berkali-kali cuan, sampai pernah Floating Profit, yang harusnya saya langsung Take Profit sejutaan pula. Karena dirasa masih naik tinggi, akhirnya sahamnya koreksi dan satu juta pun lenyap. hehehe. Sekarang, SRTG harganya Rp. 2.860,- per lembar.

Pengalaman Buka Akun Philip Sekuritas

Sebenarnya akun sekuritas yang sudah saya miliki ada lebih dari puluhan akun. Lho, udah banyak kenapa mau juga buka akun Philip Sekuritas?  Jadi, setelah punya akun IPOT, Mandiri Sekuritas dan Mirae Sekuritas saya sudah list semua perusahaan sekuritas yang bisa menerima rekening pribadi di bank Mandiri. Ternyata salah satu sekuritas yang bisa gunakan RDN Mandiri adalah Philip Sekuritas.  Kenapa saya mesti memilih buka akun di perusahaan sekuritas yang bisa RDN Mandiri atau bisa menerima rekening pribadi Bank Mandiri? Karena untuk memudahkan dalam proses Top Up dan Withdrawal dana.  Enaknya di Bank Mandiri, semua rekening kita baik rekening pribadi maupun RDN bisa di cek langsung dalam satu Mandiri Online. Proses transfer tidak sulit, cukup satu aplikasi saja bisa di transfer ke semua rekening RDN Mandiri di berbagai perusahaan sekuritas tersebut. Setidaknya saya juga bisa irit dari biaya transfer.  Waktu proses pendaftaran akun di sini lumayan sedikit ribet. Selain Mandiri Sekuritas, s

Tiga Akun RDN Selesai Bersamaan

Alhamdulillah proses pembukaan 9 Rekening Dana Nasabah (RDN) sudah selesai semua. Namun, ada satu yang saya belum bisa login di aplikasinya yang masih saya proses melalui customer service mereka. Jika ini sudah bisa di gunakan, maka sudah genap 9 RDN sudah saya buka atas nama saya sendiri pada 9 perusahaan sekuritas yang berbeda. Jumlah di atas belum termasuk 1 RDN yang sudah tidak bisa digunakan, karena akun ini merupakan akun yang harus dibuka untuk menampung transaksi saham untuk karyawan di perusahaan lama tempat saya bekerja dahulunya.  Ketika saya coba gunakan untuk transaksi pribadi ternyata tidak bisa. Saya di sarankan untuk membuka lagi sebuah akun baru dengan email yang berbeda. Ya sudah lah, sudah ada 8 RDN, plus 1 sedang tunggu bisa login dan 3 lagi masih sedang pembukaan rekening.  Intruksi pembukaan 9 RDN ini untuk transaksi saham, di sarankan oleh pak Vier – sang legenda pasar modal yang saya banyak belajar dari beliau dan beliau saya anggap sebagai guru saya. Ketika dit

Percaya Diri Sendiri dan Laksanakan Plan Yang Sudah di Buat

Awal Juli 2021, saya membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan dalam investasi. Saham yang harusnya saya hold namun saya jual rugi, karena melihat portfolio saya terus merah merona. Saya coba untuk switch ke saham lainnya, ternyata malah hasilnya kurang memuaskan. Sementara saat saham sebelumnya sudah dilepas, malah terbang tinggi hingga saat ini. Sempat saya kurang percaya diri atas portofolio tersebut. Padahal 85 persen saham di portofolio saya fundamentalnya   bagus. Turun pun harganya sih gak masalah, selama performa perusahaannya bagus. Pembelajaran yang saya dapatkan : Konsisten dengan plan yang sudah di rencanakan. Jika perusahaan fundamental bagus, saat harga kemungkinan turun gak apa di cut loss lebih cepat atau pun kalau telat keluar, tunggu sampai harganya di paling bawah terus inject lagi dana investasi ke saham tersebut, sehingga bisa dapat Average harga lebih rendah. Jangan terburu-buru masuk dalam sebuah saham, pastikan dahulu mereka tidak telat kirim laporan

Telat Ambil Profit Taking

Kali ini saya melakukan suatu kesalahan lagi dalam berinvestasi. Salah satu Emiten dalam portofolio saya sudah mendapatkan untung lebih dari 15%. Harusnya saat itu saya langsung lakukan profit taking. Namun, karena merasa grafiknya masih akan terus naik, saya biarkan saja. Sampai sudah turun setengah saya masih biarkan. Sekarang malah menjadi minus alias panen cabe merah. Portofolio saya sudah kembali merah merona dengan minus 10%.   Harusnya sudah saya cut loss. Namun dikarenakan belum ada emiten pengganti yang saya lirik, maka saya biarkan saja dahulu. Yah,ke depan jika ada kesempatan langsung action, tanpa menunda lagi. Baca Juga : Percaya Diri Sendiri dan Laksanakan Plan Yang Sudah di Buat

Cuan dari Emiten EKAD pada Minggu Ketiga Juni 2021

Sebenarnya sudah beberapa kali cuan dari emiten EKAD. Namun, kali ini cuan yang lumayan gede.  Pt. Ekadharma Internatinal Tbk merupakan perusahaan pita perekat, perusahaan ini memiliki kinerja fundamental yang bagus.   Karena pengalaman dan pengetahuan saya masih terbatas, sehingga saya belum terlalu banyak investasi pada saham ini. Saya masih bertipe moderat, yang masih memiliki portfolio dengan banyak saham, bahkan ada yang lebih dari 20 emiten.   Terakhir ini saya mulai membeli emiten ini saat PBVnya masih di kisaran PBV  0,8 kali dan saat saya jual emiten ini sudah memiliki PBV 1,21 kali dengan harga kisaran Rp. 1650,-   Secara detail belum bisa saya sampaikan pada postingan ini. Kemaren belum sempat ambil dokumentasinya. Nanti jika sudah keluar laporan bulanan dari Indopremier tempat saya investasi saham, akan saya tambahkan pada postingan ini ya sobat.   Namun, yang saya kesankan bahwa jika kita memilih emiten dengan PBV yang lebih rendah dari 1 kali, maka potensi kenaikan emiten

Resiko Gak Berani Cut Loss

Kali ini saya kembali nyangkut di beberapa emiten.   Ada satu emiten yang saya nyangkut paling gede. Sebuah perusahaan properti. Waktu itu saya membeli saham tersebut lantaran karena ingin dapatkan deviden interim mereka. Setelah tanggal Cum date saya kelupaan dan gak langsung cabut, saya rasa turun gak jauh, eh turunnya bablas sampai sekarang. Ternyata efek membiarkan tersebut saya tetap nyangkut hingga saat ini.  Dari Average 267 sekarang harga sahamnya sudah 212. Untung saja saham ini selalu membagi deviden. Jika di hitung-hitung 7 kali lagi mereka bagi deviden, Alhamdulillah saya bisa balik modal. Namun apakah perusahaan tersebut bisa membagikan deviden kembali sampai minimal 7 tahun ke depan? Semoga saja ke depan mereka tetap eksis dan mendapatkan keuntungan yang gede setiap tahunnya. Kalau bisa lagi harga sahamnya semakin lama semakin naik, dengan rasio fundamental yang kinclong.  Nyangkut pertama yang paling parah. Saya murni loss 100%. Hingga saat ini emiten tersebut sudah d

Kenapa Saya Coba Akumulasi Emiten SRTG

Saya sangat tertarik dengan emiten SRTG (Pt. Saratoga Investama Sedaya, Tbk). Pasca emiten tersebut stocksplit , PBV nya semakin kecil.  Pada Akhir Mei 2021 saya mendapatkan SRTG pada PBV 0.09X, PER 0.64X, ROE 13,85%, ROA 12,66%, EPS 1714,40, dengan Debt/Equity hanya 0,12. Bagi saya ini perusahaan sangat undervalue . Earning per Share (EPS) merupakan laba perusahaan yang dibagi per lembar saham. Semakin meningkat nilai EPS maka semakin baik perusahaan, karena semakin baik perusahaan dalam mencetak laba. Nah, SRTG saat penulis cek datanya memiliki nilai EPS 1714,40, perusahan ini menghasilkan laba sebesar Rp. 1714,40 setiap lembar sahamnya. Price to Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang memperlihatkan harga suatu saham dibandingkan dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Bagi saya sendiri akan mencari perusahaan PER-nya di bawah 10 atau lebih kecil dari perusahaan sejenis lainnya. Emiten SRTG memiliki PER hanya 0.64 X ini artinya perusahaan ini sangat undervalue . Pr

4 Strategi Investasi Saham Ala Warren Bufett

Pagi ini ketika menikmati waktu cuti pada Jumat, 28 Mei 2021.  Setelah sarapan dan seruput kopi panas buatan istri. Kebiasaan saya adalah baca buku atau buka channel youtube yang bermanfaat seperti yang saya dengar kali ini yaitu tentang 4 strategi Investasi Saham Ala Warren Buffett. Mencoba ingat materi yang telah saya dengar, saya kembali tulis di word dan posting di blog ini sebagai catatan pembelajaran diri sebagai seorang investor. Materi ini saya dengarkan dari channelnya mas Kefas Evander salah seorang investor yang sudah sukses berinvestasi di pasar modal. Warren Buffett salah seorang investor terkaya di dunia dari dunia saham. Salah satu sumber belajar dari beliau langsung, yaitu dari annual Report di bakshire Hathaway yang sudah menjadi perusahaan terbuka di Amerika. Untuk linknya berikut ya >> https://www.berkshirehathaway.com/letters/letters.html 4 Kriteria Investasi Saham Ala Warren Buffett dapat kita temukan di Shareholder Letters pada tahun  1977. Berikut  Kriteria

Mau Full Trading Saham

Saya mau jualan, tapi gak tahu mau jual apa. Beberapa waktu yang lalu saya tidak disengaja membuka sebuah channel di youtube yang menjelaskan tentang haram atau tidaknya trading saham. Dalam video tersebut di jelaskan bahwa, selama investor tersebut tidak membeli saham di luar kategori saham syariah, maka dibolehkan. Kemudian selama investor tersebut tidak melakukan, “short Trading.” Short trading yang dimaksudkan disini adalah menggunakan uang sekuritas dan kemudian si investor membayarkan sekian persen bunga atas pinjaman tersebut.  Selama investor tidak melakukan dua kegiatan di atas, maka investasi di saham halal.  Nah, kembali muncul ide di kepala saya untuk jual beli saham saja lah yang ingin saya lakukan. Sebenarnya sama juga dengan jual beli produk apapun, kita beli di harga yang murah kemudian kita jual di harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan cuan. Namun, selain dapat cuan dari capital gain, cuan juga bisa didapatkan dari dividen yang diberikan oleh emiten tersebut. Nah,